Juni 30, 2023

#Chapter 5 : Bikin Peta Belajar Biar Gak Tersesat di Hutan (Part 1)


Gak terasa, penjelajahan di Hutan Kupu Cekatan sudah memasuki chapter 5. Artinya, sudah lima pekan penjelajahan ini berlangsung dan sampai juga di tahap terakhir dari bagian Telur-telur.

Pengerjaan NHW#5 ini berbarengan dengan momen Idul Adha 1444 H, sudah bisa dipastikan riweuh-nya kayak gimana, ya. Rasanya wadidaw banget, deh.

Belum lagi ngecek berulang kali FBG untuk memastikan kapan album-nya dibuka untuk upload  Peta Belajar sebagai syarat mengikuti kelas zoom bersama para Peri Hutan.

Setelah menimbang ada agenda bareng keluarga di weekend ini, akhirnya saya bikin target sendiri di malam Idul Adha wajib menyelesaikan Peta Belajar agar bisa setoran di album FBG dan masuk kelas zoom lebih cepet.

Pengalaman Bikin Peta Belajar

Selama menjelajah di Hutan Kupu Cekatan ini, saya pengen mendalami topik Content Marketing. Makanya, saya banyak browsing ilmu-ilmu yang berkaitan dengan content marketing untuk membuat peta belajar yang saya butuhkan.

Gak lupa ikut berdiskusi bareng temen-temen di Regu 6, biar makin mantep dan semangat ngerjain Peta Belajar ini. So, akhirnya, Peta Belajar selama 7 bulan ke depan udah jadi. Yeaaay!

Peta Belajar: Be a confident content creator

Review Peta Belajar bareng Peri Hutan

Nah, berhubung memang weekend ini ada jadwal kumpulan keluarga besar dan otomatis pulang-pulang energi udah abis, jadinya harus banget nih ikut kelas zoom yang hari Jumat. FYI, jadwal kelas zoom-nya ada 3 hari, yaitu Jumat, Sabtu, dan Senin.

Alhamdulillah, Peta Belajar saya bisa direview sama Mbak Iqiq dan Mbak Tia. So far, peta belajar yang saya bikin udah sesuai dengan instruksi yang disampaikan Magika. 

Mbak Iqiq udah wanti-wanti aja di perjalanan selanjutnya untuk pasang 'kacamata kuda' karena akan banyak menemukan ilmu-ilmu yang menarik perhatian dan gak jarang bikin kita berpaling dari peta belajar kita. Makanya, peta belajar ini akan jadi panduan kita agar tidak tersesat di Hutan yang penuh ilmu.

Wah, perjalanan berikutnya bakalan ngapain lagi, ya? Jujur, perjalanan di Hutan Kupu Cekatan ini semakin menarik. Gak sabar menanti chapter berikutnya. See yaaa~

Continue reading #Chapter 5 : Bikin Peta Belajar Biar Gak Tersesat di Hutan (Part 1)

Juni 23, 2023

#Chapter 4 : Penemuan Telur Jingga yang Bikin Kalut, Kamu Gitu Juga Gak, Sih? (Part 1)


Perjalanan di pekan keempat udah bikin agak terseok-seok, nih. Berasa banget linglungnya. 

Mau pilih telur merah yang mana? 

Kalo pilih yang ini, nanti strong why dan ilmu yang dibutuhkannya apa aja? 

Nanti perjalanan selanjutnya bakalan mandeg gak, ya?

Daaan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan penuh ragu dan takut yang mengiringi perjalanan di pekan keempat. Hahaha.

Jujur, buat saya, pekan keempat ini lebih challenging rasanya. Cukup plin-plan, kalut, dan galau juga karena harus memilih satu telur merah saja untuk diasah selama perkuliahan Bunda Cekatan Batch#4 ini.

Sebenarnya yang bikin galau itu adalah memutuskan keterampilan mana yang benar-benar bikin berbinar dan sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, beserta ilmu-ilmu yang mendukung untuk meningkatkan keterampilan tersebut.

Saya gak menampik dengan kemajuan dan kemudahan mengakses berbagai informasi, jurnal, ataupun konten di era ini, memang sudah selayaknya disyukuri. Ilmu apa pun bisa dicari dan dikulik sedemikian rupa.

Namun, kemudahan tersebut gak jarang bikin kita jadi overwhelming saking banyaknya informasi yang bisa kita dapatkan. Kita bener-bener harus bisa memilah mana saja informasi yang relate dan credible sesuai kebutuhan kita.

Jadi, itulah yang saya rasakan saat melacak si telur-telur jingga ini. 

Memetakan Strong Why dari Telur Merah Prioritas

Ini unik juga sih, saking saya kesulitan untuk memilih telur merah mana yang mau diasah, pertama-tama saya pilih dulu dua telur dari lima telur yang ada. Pertimbangannya sama seperti saat mengerjakan NHW sebelumnya, pilih yang paling bikin berbinar, bahagia, dan seru untuk dilakukan.

Lalu, mengerucutlah pada dua telur merah saya, yaitu Creative Thinking dan Content Planning. Karena kedua skill ini masih terlalu luas, saya persempit lagi topiknya menjadi Creative Thinking for Blog dan Content Planning for Social Media (Instagram).

Awalnya, saya rasa gak bisa nih pilih salah satu aja dari dua telur merah ini. Sama-sama butuh di-upgrade ilmunya. Saking kesulitan untuk memutuskan, akhirnya saya corat-coret lagi di atas kertas.

Saya coba petakan apa saja strong why dari kedua telur merah yang bikin galau ini. Dari sinilah titik terang itu muncul. Rupanya, saat ini, saya lebih butuh skill  Content Planning for Social Media (Instagram) untuk bisa ditingkatkan levelnya dibandingkan telur merah satunya.

Memang apa sih strong why-nya dari telur merah yang udah dipilih ini?

Setelah semedi dan bikin coretan, huhu

1. Memahami cara kerja konten di sosial media (instagram) 

Tujuan utamanya jelas untuk membuat dan memahami bagaimana sebuah konten di sosial media khususnya instagram bisa menjadi daya tarik audience.

Lebih jauh lagi, jika ke depannya akan membuka bisnis, skill ini bisa jadi (salah satu) wasilah untuk memasarkan produk sesuai target marketnya. Efek dominonya, customer bisa bertambah dan jumlah salesnya pun meningkat.

2. Improve kemampuan menulis untuk konten sosial media (instagram)

Saya kebetulan memang sudah menekuni kegiatan menulis ini sejak lama. Sudah pernah juga beberapa kali membahas beberapa topik melalui instagram pribadi.  Namun, saya merasa masih perlu mengasah cara menulis agar lebih menarik dan dilirik audience.

3. Bisa membaca dan menganalisa percapaian dari sebuah konten yang sudah di-publish

Konten yang disukai atau tidak, bermanfaat atau tidak, sebenarnya bisa terlihat ketika kita membaca fitur insight yang sudah disediakan instagram. 

Permasalahannya, saya pun masih samar nih untuk memahami insight tersebut. Inilah alasan kuat saya harus memperdalam ilmunya, agar bisa membuat konten yang relate dengan karakter audience-nya.

Apalagi untuk sebuah brand, penting banget sih untuk tahu karakteristik audience-nya. Ujung-ujungnya ke balik lagi tentang bagaimana membangun brand image di sosial media, hehe.

4. Belajar cara mengolah konten dari topik yang sedang trending

Ini jelas sudah terbukti, ya, bagaimana brand-brand besar bisa 'numpang pansos' saat ada topik yang sedang naik. 

Saya pengen banget belajar gimana caranya mengolah trending topic di sosial media menjadi konten menarik yang bisa dinikmati juga oleh audience. 

Gimana para expert di bidang content marketing ini mengolah semua itu untuk membangun citra brand. Entah kenapa, membayangkannya aja udah bisa menggebu, ya, wkwk.

Ilmu-ilmu Tentang Content Planning for Social Media (Instagram) 

Selama semedi ini saya ditemani Mbah Google dalam menelusuri ilmu-ilmu yang akan saya butuhkan untuk meningkatkan keterampilan yang dipilih. 

Wuah, seperti yang saya bilang di awal, saking banyaknya ilmu yang bisa didalami sering kali bikin gak fokus. Karena gak pengen mengulangi perasaan galau yang sama, akhirnya saya memutuskan untuk fokus pada poin-poin yang ada di strong why saja.

Walaupun, jujurly, godaannya sangat besar untuk mengabaikan deretan ilmu yang bisa menunjang skill ini. Tapi, mari sejenak tarik napas dan kendalikan diri untuk tetap istiqamah saja dengan strong why yang sudah kita putuskan. Hahaha.

'Cuma' empat telor tapi kayaknya bakalan banyak pembahasan, deh. Siap-siap galau lagi, wkwk.


Sumber Ilmu untuk Mengulik Si Telur-telur Jingga

Saya belum mencari tahu lebih detail sih, sekiranya akan menggunakan sumber ilmu yang mana dalam perjalanan ini. Mungkin, saat ini yang sudah terbayang, diantaranya:

  • Tulisan/artikel dari para expert di bidang content marketing
  • Jurnal ilmiah
  • YouTube video 
  • Online course
  • Podcast
  • Buku

Menemukan Cara Belajar yang "Gue Banget"

Seingat saya. sejak dulu cara belajar yang cukup efektif bagi saya adalah gaya belajar visual diiringi dengan mencatat poin-poin penting dari pembahasan tersebut.

Meskipun, sih, sudah ada presentasinya dari para guru atau pemateri, ya. Tapi dengan cara mencatat inilah yang bisa membantu saya memahami lebih dalam tentang informasi yang butuh pemahaman penuh.

Oh iya, cara mencatat ini juga sangat membantu saya dalam menguraikan ide-ide yang muncul di benak. Atau, saat terlalu banyak informasi yang saya dapatkan dan jadinya bikin mumet... Jurus corat-coret inilah yang membantu saya, wkwk.

Jurus corat-coret, wkwk

Seperti halnya saat melacak telur merah dan telur jingga, rasanya mumet karena dapet banyak informasi yang dirasa bagus dan penting. Akhirnya, saya putuskan untuk ambil kertas dan pulpen buat corat-coret agar lebih terpetakan. 

Surprisingly, ternyata cara menguraikan ide-ide di atas kertas ini cukup bekerja buat saya. Ini terasa banget sejak mengerjakan NHW#3.

Jadi, selama penjelajahan ini kayaknya saya harus nyetok kertas HVS dan drawing pen, nih. Haha.

Continue reading #Chapter 4 : Penemuan Telur Jingga yang Bikin Kalut, Kamu Gitu Juga Gak, Sih? (Part 1)

Juni 16, 2023

#Chapter 3 : Pelacakan Telur Merah yang Menantang (Part 1)


Penjelajahan di pekan ketiga sepertinya mulai melangkah pelan nih. Maklum, si penjelajah ini perlu beberapa kali melihat guideline dari Magika dan mencatat ini-itu agar tidak salah memahami petunjuk.

Proses pencarian telur merah ini ternyata membutuhkan waktu yang agak panjang bagi saya. Butuh beberapa kali perenungan di sela-sela aktivitas harian, karena gak cukup dengan sekali duduk aja.

Betul kata Magika, kita butuh meluangkan waktu untuk menyelami diri dan merenungkan apa yang benar-benar kita butuhkan untuk menjadi lebih cekatan.

Tadinya sisa weekdays ini mau saya habiskan untuk proses perenungan lebih dalam, dan weekend-nya saya gunakan untuk penulisan NHW di blog. 

Namun ternyata jadwal kegiatan di weekend ini agak merayap, hahaha. Kayaknya, Semesta mendukung saya untuk memaksimalkan waktu sebaik mungkin dan gak boleh nunda-nuda nih.

Proses Penemuan Telur Merah

Proses penemuan Telur Merah ini rupanya gak semudah itu bagi saya. Beberapa kali saya dan para Penjelajah di Regu 6 - Kupuambu pun terlibat banyak diskusi dan membagikan apa yang masing-masing pahami dari materi yang Magika bagikan di hari Selasa siang.

Begitupun setelah sesi QnA dengan Magika di Rabu malamnya, kami masih banyak berdiskusi tentang apa yang dimaksud keterampilan untuk mendukung aktivitas yang sudah dipilih di Telur Hijau.

Saya pun sampai cari-cari info dari Mbah Google nih tentang apa yang dimaksud keterampilan. Kemudian menemukan beberapa definisi menurut para ahli ini, diantaranya:

Keterampilan adalah kapasitas yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan tugas dalam rangka mengembangkan diri. (Marvin Dunette)

Nah, tapi saya masih bingung ini maksudnya apaan, ya? Saya masih belum menangkap makna keterampilan ini. Lalu, menemukan lagi definisi keterampilan yang lebih jelas, berikut ini:

Kata keterampilan dalam bahasa lain merujuk pada kecekatan. Jadi pengertian keterampilan secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan benar.

Jika seseorang tersebut mengerjakan dengan cepat dan masih ada kesalahan, maka tidak masuk dalam kategori cekatan.

Jika seseorang mengerjakan pekerjaan dengan lamban, namun dapat diselesaikan dengan baik, maka orang tersebut disebut dengan terampil.
(Muzni Ramanto, Soemarjadi dan Wikdati Zahri)

Barulah saya bisa memahami bahwa yang dimaksud NHW 3 ini adalah menuliskan skill apa saja yang dibutuhkan untuk membuat aktivitas Telur Hijau menjadi lebih melesat, efisien, efektif, dan benar.

Gak lupa, saya juga beberapa kali mengecek NHW 3 dari para penjelajah yang sudah lebih dulu disubmit. Selain untuk melihat keterampilan apa saja yang mereka butuhkan, dan untuk aktivitas yang sama apakah keterampilannya sama dengan yang saya butuhkan juga.

Alhasil, saya mulai ambil kertas dan corat-coret berbagai macam keterampilan untuk masing-masing Telur Hijau. Tentunya, sambil browsing hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang ingin saya upgrade untuk menjadi cekatan.

Hasil corat-coret biar gak lupa ingatan, wkwk

Tenang, saya sudah merapikan catatan ini dalam template NHW 3, kok. Ada beberapa yang saya ubah atau tambah karena merasa akan membutuhkan keterampilannya. Nah, berikut ini keterampilan yang saya rasa akan saya butuhkan untuk mendukung aktivitas Telur Hijau.


Setelah menentukan berbagai keterampilan, saatnya untuk mengelompokan dalam kuadran Eisenhower. Maka, berikut ini kuadran milik saya.


Keterampilan yang ada di kuadran penting dan mendesak inilah yang akhirnya menjadi jawaban dari Telur Merah yang saya butuhkan. Berikut ini, telur-telur merah nan glowing punya saya.


Rasanya kelima keterampilan tersebut saling berkaitan, ya? Iya, jika ditarik garis merahnya ini mengarahkan saya pada pembahasan content marketing

Saya memang punya ketertarikan di bidang tersebut dan merasa butuh untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. Tujuannya untuk apa? Yaa, bisa buat apa aja, gak terbataskan? Mungkin akan segera digali lebih dalam selama menjelajah di Hutan Kupu? Yeap, we'll see.

Semoga selama proses menjalani perkuliahan Bunda Cekatan ini, saya bisa bertransformasi menjadi lebih cekatan dan bahagia dalam menekuni aktivitas yang saya inginkan.

Yay, sampai jumpa di catatan penjelajahan berikutnya. Stay calm and enjoy our life~


 Referensi:

 https://deepublishstore.com/blog/pengertian-keterampilan/

Continue reading #Chapter 3 : Pelacakan Telur Merah yang Menantang (Part 1)

Juni 09, 2023

#Chapter 2 : Si Telur Hijau untuk Melacak Kekuatan (Part 1)

 


Pekan kedua dari perjalanan menjelajah Hutan Kupu adalah melacak telur-telur hijau untuk menemukan potensi diri agar semakin cekatan.

Tentu, ini bukan perihal sudah seberapa expert pada aktvitas-aktivitas yang kita taruh di telur hijau. Si telur hijau yang merupakan kekuatan kita adalah hal-hal yang kita bisa dan suka.

Proses perenungan ini mengantarkan saya pada penemuan lima aktivitas yang selalu membuat berbinar saat melakukannya. Yaa, walaupun ada masanya aktivitas-aktivitas ini terasa membosankan namun tetap saya lakukan entah mengapa. Haha.

Jika saya menelisik lebih jauh, mungkin yaa, mungkin karena jauh dalam lubuk hati, saya merasa bahagia melakukannya sekalipun dalam suasana yang terasa membosankan.

Baiklah, berikut ini adalah empat kuadran dan telur-telur hijau miliki saya. Kuadran bisa dan suka mayoritas berisi aktivitas saya sebagai perempuan dan ranah publik.

Empat Kuadran

Telur-telur Hijau


Strong Why dari Si Telur-telur Hijau

 Anyway, curhat sedikit... Kemarin ternyata jadi hari yang cukup panjang bagi saya. Akhirnya, tiba saatnya memeriksakan si gigi bungsu yang mulai berontak sejak hari sebeumnya, wkwk.

 Mohon doakan semoga secepatnya dapat jadwal operasi bedah mulut. Next time, mungkin akan saya review perjalanan cabut gigi bungsu ini.

 Oke, back to the topic, setelah penemuan telur-telur hijau ini, saatnya untuk menjawab "kenapa aktivitas tersebut jadi kekuatan saya?". Berikut ini jawabannya...

 

1. Menulis Artikel untuk Blog/Website

Source: Pexels.com/Pixabay

Ini adalah aktivitas yang sudah saya lakukan sejak tahun 2015 sampai saat ini. Sudah menjadi aktivitas yang saya sukai dan alhamdulillah bisa menghasilkan cuan juga.

Saya paling suka menulis artikel-artikel kekinian yang membahas tentang perempuan, skincare, lifestyle, parenting, atau fashion.

Nah, artikel kekinian ini maksudnya adalah artikelnya ditulis dengan bahasa yang lebih cair namun tetap ada keyword utamanya, contohnya seperti artikel-artikel yang ada di website idntimes atau hipwee.

Sedangkan, artikel SEO (Search Engine Optimization) adalah artikel yang ada keyword utama, latent semantic indexing (LSI) keyword, dan penulisannya harus mengikuti aturan baku Yoast SEO (plug-in yang ada di wordpress). Tujuannya, agar artikel tersebut masuk halaman pertama Google karena dapat terindex dengan baik.

Saya pribadi agak kurang suka jika harus menulis artikel SEO, walaupun bisa-bisa aja jika memang diharuskan menulis artikel SEO. Alasannya, karena bahasa yang digunakan akan terasa kaku dan kalimat yang dibangun juga harus mengandung keyword utama dan LSI keyword. Ini bagian yang cukup challenging sih, tapi poin utamanya kalau menulis artikel SEO ini berasa lagi kerjanya. Haha.

Sebaliknya, untuk menulis artikel-artikel kekinian dengan tema-tema seperti yang saya sebutkan sebelumnya, itu lebih membuat saya berbinar saat melakukannya. Karena saya punya keleluasaan untuk menyusun kalimat 'yang gue banget' dengan tanpa terkungkung dengan aturan-aturan artikel SEO.

 

2. Mendesain dengan Canva

Source: Pexel.com/Ketut Subianto

Canva ini platform desain yang bener-bener memudahkan siapa pun untuk ngulik desain apa pun. Meskipun kelihatannya cukup mudah dalam menggunakan aplikasi ini, namun jika kita tidak mengembangkan sense of art dalam membuat sebuah desain, biasanya akan terlihat kurang menarik atau pemilihan warna/font-nya berantakan.

Saya mulai mengenal Canva ini sejak berkomunitas dengan Ibu Profesional Bandung di tahun 2017. Awalnya pengen berkontribusi di RB Literasi Bandung dengan cara bikin e-sertifikat untuk beberapa kulwap yang sempat diselenggarakan Rumah Belajar ini.

Eh, makin ke sini, makin menyenangkan buat ngulik si Canva. Apalagi setahun terakhir ini memutuskan untuk berlangganan Canva Pro, makin tanpa batas aja nguliknya. 

 

3. Membuat Content Writing untuk Media Sosial

Source: Pexel.com/Cottonbro Studio

Nah, aktivitas menulis yang satu ini sebenarnya masih satu rumpun dengan kegiatan menulis artikel untuk blog/website. Setahu saya, ini masih masuk dalam ranah digital marketing lebih khususnya content marketing.

Yap, disebut content marketing karena bagian dari pendekatan suatu brand kepada audience atau target audience-nya. Ini sebenernya pernah saya bahas juga secara singkat di postingan instagram. Mungkin bisa langsung meluncur ke sini aja, ya @aginpoespa.

 Aktivitas ini jadi hal yang menyenangkan karena saya bisa berbagi informasi atau ilmu yang saya miliki (walopun masih secuil ini) dan mengemaskan dengan menarik melalui postingan instagram, lalu dibagikan ke publik.

Akhir-akhir ini lebih sering berbaginya lewat IG Story, sih. Semoga ke depannya bisa lebih rajin menulis postingan di feed IG agar bisa terdokumentasikan lebih lama.

 

4. Mengeksplorasi Menu-menu Masakan dan Camilan Viral

Source: Japanese Cooking 101

Sebelum menikah, saya mager banget nih kalau harus bantuin Mamah masak. Kegiatan ibu rumah tangga banget ini bikin cape dan rasanya bisa dihitung jari saat saya terpaksa harus bantuin Mamah untuk memasak saat sebelum menikah.

 Tapi perasaan itu berubah sejak saya menikah. Skill ini ternyata wajib saya miliki untuk menghemat pengeluaran makan yang harus dipenuhi.

  Yaa, kalau dihitung-hitung sebenarnya lumayan banget pengeluaran rutin ini jika harus selalu beli di luar dan porsinya gak bisa sebanyak jika memasak sendiri.

 Alhasil, keadaan ini mendorong saya harus bisa bikin makanan enak buat suami sekaligus bisa berhemat juga. Jadilah awal-awal menikah, saya banyak berguru sama Mamah dan gak lupa sering cek resep-resep masakan di YouTube atau TikTok.

 Tahu apa yang bikin berbinar? Saat saya melihat suami makan dengan lahap apalagi sampai mengutarakan kalimat-kalimat apresiasi yang bikin saya makin semangat memasak.

 Btw, suami saya termasuk yang peka banget soal rasa makanan dan makin combo lagi semua hal yang terlintas dibenaknya biasanya jadi bahan analisa juga termasuk masakan saya. Haha.

 Jadi, saat dia memberikan apresiasi itu, saya yakin dan pede banget kalau masakan saya memang beneran enak karena itu bukan sekadar pujian untuk menyenangkan hati saya aja.

 Beberapa contoh kalimat apresiasinya seperti ini:

"Wah, masakannya super sekali, Beb. Aku bersyukur nikah sama kamu." (Ini saat saya memasak sop ayam, sambal cumi, beef blackpepper, dan masakan rumahan lainnya)

 "Makanan kayak gini mana nemu di warteg." (Ini saat saya bikin tahu cabe garam)

 "Ini sih lebih enak dari Udonnya Marugame!" (Ini waktu saya 'uji nyali' bikin niku udon sesuai resep di YouTube)

 Terus, kalau masakannya gak enak dikomplen, gak? Ohhh tentu saja, hahaha. Ini sering terjadi pada masa awal pernikahan. Bukan komen yang pedes-pedes ala Chef Juna, ya.

 Biasanya dia akan menyampaikan dengan kalimat yang halus dan makanan buatan saya yang kurang enak itu akan tetap dia makan. Duh, so sweet banget pengorbanan mas suami, wkwk.

 

5. Crafting

Seserahan yang saya hias di bulan Mei lalu

Hal yang bikin saya seneng saat melakukannya adalah kegiatan crafting. Spesifiknya sih hal-hal yang terkesan 'remeh' seperti membungkus kado, membuat pita, atau mengemas barang agar lebih cantik atau estetik.

Makanya saya paling seneng kalau ada teman atau keluarga yang menikah terus saya berikan hadiah dalam bentuk barang. Percayalah, saya akan mengemas barang itu secantik dan seindah mungkin. Cukup effort memang, tapi saya bahagia melakukannya bahkan biasanya sampai gak tahu waktu.

Jadi inget, saat pernikahan saya pun, saya termasuk yang rela bercapek-capek untuk menghias suvenir pernikahan saya sendiri agar lebih estetik dengan budget semurah-murahnya. Gak tanggung-tanggung, saya akhirnya bikin 500 pcs suvenir, wkwk. Alhasil, saya bisa menekan harga suvenirnya jadi 600/pcs (sudah termasuk satu sutil plastik dan packaging-nya).

Makanya, saya jadi semakin pede nih saat dipercaya oleh paman saya untuk menghias seserahan pernikahannya. Yaa, budget buat hias seserahan ini sangat amat lumayan lho kalau mempercayakan kepada jasa hias. Tapi dengan menghias sendiri, budget yang dikeluarkan jadi lebih hemat. Barang-barang seserahannya bisa lebih banyak atau bagus, tapi tetap bisa dihias dengan cantik.

 

Penutup dari Cerita Si Telur Hijau

Wah, enggak terasa banget nulis NHW kali ini. Kayaknya lebih banyak story telling-nya, yak. Semoga enggak keluar konteks 'strong why' dari aktivitas tersebut.

Inilah cerita si Telur Hijau milik saya. Nah, kalau cerita telur hijaumu bagaimana?


Continue reading #Chapter 2 : Si Telur Hijau untuk Melacak Kekuatan (Part 1)

Juni 03, 2023

#Chapter 1 : Memulai Penjelajahan dengan Mencari Daun (Part 1)


Selamat datang di catatan perjalanan saya dalam menjalani perkuliahan Bunda Cekatan di Institut Ibu Profesional. Proses perkuliahan kali ini agak lebih panjang dari perkuliahan sebelumnya.

Ada empat tahapan yang akan dilalui para penjelajah Hutan Kupu untuk sampai ke garis finish. Apakah ini tentang cepet-cepetan sampai garis finish? Saya rasa bukan sih. 

Jika mengulik dari tema perkuliahan ini, sepertinya ini tentang proses perjalanan untuk menjadi amazing dalam hal-hal yang kita andal di bidang tersebut.  Yap, layaknya proses ulat sampai jadi kupu-kupu cantik.

Saya ingin menikmati proses metamorfosis ini dengan bahagia dan menemukan hal-hal luar biasa selama perjalanan ini.

Jadi, pekan pertama ini saatnya menuntaskan Nice Homework (NHW) yang sudah ditugaskan para peri kepada para penjelajah. Di tahap telur ini, tugas pertamanya adalah mencari daun. Hm, mari temukan daun segar untuk asupan makanan si ulat ini.

Berikut ini hasil pengerjaan Nice Homework versi saya. Selamat membaca~

Intermezzo

Day 1

Day 2


Catatan: 
Jika daftar dialy activity tidak terbaca, coba arahkan kursor ke gambar kemudian klik kanan dan pilih "Open image in new tab" dan kursornya akan berubah jadi kaca pembesar lalu klik aja secara sembarang. Nanti akan otomatis membesar gambarnya sehingga lebih mudah terbaca.

Continue reading #Chapter 1 : Memulai Penjelajahan dengan Mencari Daun (Part 1)