Juni 01, 2024

Diskusi bareng Tetangga di Co-Housing dengan Passion yang Sama (Jurnal 2 - Kelas Bunda Produktif Batch 4)



Selamat pagi~

Kali ini sengaja banget pagi-pagi udah meluangkan waktu untuk bikin jurnal kedua yang berkaitan dengan diskusi bersama Co-Housing (CH) tentang pemilihan perangkat CH, penentuan nama CH, penentuan logo dan filosofinya, serta denah rumah Co-Housing 6.

Pada kelas Bunda Produktif ini saya sengaja memilih passion yang berbeda dengan apa yang sudah saya pilih di kelas Bunda Cekatan. Saat ini saya berada di CH-6 Kepenulisan. Yap, di CH ini berkumpul orang-orang yang punya passion di bidang kepenulisan.

Kami berjumlah 9 orang, semuanya berasal dari regional yang berbeda. Seneng deh, jadi nambah teman se-passion dari berbagai belahan Indonesia dan Luar Negeri. Mari, saya kenalkan dulu Mbak-mbak kece yang ada di CH-6 ini, yaitu:

  1. Mbak Khumayrah Sangaji dari regional Depok
  2. Uni Nesri Baidani dari regional Bogor
  3. Mbak Erniza Tri Kurniati dari regional Lampung
  4. Mbak Windy Rachmawati dari regional Surabaya-Madura
  5. Mbak Herien Kriestia dari regional Tangerang Kota
  6. Teh Quraeny Wardhany dari regional Surabaya-Madura
  7. Mbak Yeptirani Syari dari regional Jakarta
  8. Mbak Ari Nurul Yusiani Lelana dari regional Asia (Singapura)
  9. Agina Puspanurani dari regional Bandung
Rembukan mengenai perangkat CH berlangsung lebih cepat karena beberapa orang sudah mengajukan diri untuk ambil peran dalam Co-Housing. Pertama yang mengajukan diri sebagai Leader adalah Mbak Syari, katanya ingin memberanikan diri jadi Leader di Co-Housing karena saat kelas Bunda Cekatan melewatkan kesempatan untuk belajar 'ambil peran'.

Kemudian Mbak Herien mengajukan diri sebagai Sekretaris, dan saya sendiri mengajukan diri sebagai Bendahara. Semoga aja pengalaman saya selama satu tahun jadi Bendahara di himpunan mahasiswa zaman kuliah bisa membantu dalam menyusun keuangan yang akan masuk ke CH ini nantinya.

Sebelum 'ketok palu', Mbak Syari mengajak anggota CH lainnya jika ingin ambil peran sebagai Leader dan perangkatnya. Sembari masing-masing dari kami mengerjakan jurnal pertama, kami akhirnya menunggu satu atau dua hari untuk memberikan waktu jika ada yang ingin mengajukan diri ataupun tidak setuju dengan orang-orang yang sudah mengajukan sebagai perangkat CH.

Masa sanggah berakhir dan keputusan diambil, terpilihlah perangkat Co-Housing 6, yaitu:
  • Mbak Syari sebagai Leader CH
  • Mbak Herien sebagai Sekretaris
  • Agina sebagai Bendahara
Semoga kami bersembilan bisa konsisten sampai akhir untuk menjalani berbagai macam project di Co-Housing 6 dengan bahagia. Aamiin.

Pemilihan Nama, Logo, dan Filosofi Co-Housing 6


Logo dan filosofi dari Co-Housing kami

Usulan nama untuk Co-Housing 6 pun beriringan dengan pemilihan perangkat CH dan tugas pertama (membangun Hexa House). Jujur, cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Pertama kali masuk ke Hexagon City udah disajikan beragam tugas. Ritmenya sangat cepat.

Gak cuma saya aja yang merasakan, sebagian anggota CH-6 pun merasakan hal yang sama. Saya sempet merasa kok belum apa-apa udah cape, ya, hahaha. Kok rasanya gak se-fun saat di kelas Bunda Cekatan, ya? Kayaknya, bagian curcol ini kita skip dulu, biar nanti saya tuangkan dalam aliran rasa aja, ya. 

Usulan nama Co-Housing 6 yang passionnya bidang kepenulisan, yaitu:

  1. Litera dari kata Litera (spanish) yang berarti Letter/Surat, bermakna sekelompok penulis kata-kata, memiliki passion sama, bersemangat, dan energik.
  2. Renjana Kata artinya rasa hati yang kuat/rindu, cinta terhadap kata-kata.
  3. Joyful Page artinya halaman/lembaran yang menyenangkan, punya makna 'harapan' bahwa sebagai penulis bisa menikmati proses menulis kata demi kata sampai tak terasa sudah puluhan lembar yang kita tulis, saking kegiatan menulis ini begitu membahagiakan.
  4. Pena Langit bermakna tulisan yang kita tuangkan harus seluas langit dan sampai ke langit.
  5. Goresan Bulan 
  6. Bakatuwa akronim dari Bait Kata untuk Jiwa.
Setelah usulan-usulan nama ini ada, barulah kami melakukan voting, nama-nama yang sekiranya cocok untuk Co-Housing kami. Akhirnya terpilihlah nama Bakatuwa dengan voting terbanyak dan fun fact-nya nama ini adalah nama pedang yang ada di Afika Selatan (sumber dari Wikipedia). 

Kalau dihubungkan dengan filosofinya, tulisan itu ibarat pedang bermata dua. Meskipun kalau digali lebih mendalam lagi, pedang sebenarnya senjata yaa... kesannya intimidatif, agresif, dan ambisius.

Denah co-housing kami di Hexagon City

Nah, diskusi semakin rame saat kami harus menentukan logo dan filosofi dari Co-Housing ini. Saya memberanikan diri untuk mengajukan tiga logo yang iseng-iseng saya otak-atik di Canva.

Saya awam banget ini soal per-logo-an dan bagaimana mendeskripsikan filosofi dari sebuah logo. Maka saya membuat logo yang sekiranya terlintas di pikiran, kemudian menuliskan filosofinya berdasarkan pendapat beberapa anggota CH yang sudah terlibat diskusi sebelumnya.

Saat salah satu anggota menanyakan beberapa hal terkait logo saya, memberi masukan tentang logo dan filosofinya yang gak sinkron, hingga akhirnya beberapa dari kami terlibat dalam diskusi panjang. Itu berlangsung di atas jam 8 malam sepertinya dan kebanyakan dari kami mungkin sudah tidak memegang handphone.

Setelah proses diskusi tentang logo saya, besokannya Mbak Windy mengusulkan empat logo yang sudah ia bikin. Saat pertama kali liat, logo Mbak Windy ini rasanya memang yang paling pas untuk CH kami. Dari mulai pemilihan gambar dan filosofinya udah paling pas dengan nama Bakatuwa.

 First impression dari logo-logonya Mbak Windy adalah simpel dan clean. Saya sih jelas bakalan pilih logonya Mbak Windy daripada logo saya, wakakak. Anggota yang lain pun setuju rupanya, dan akhirnya terpilihlah salah satu logo dari Mbak Windy ini. 

Alhamdulillah, di tanggal 27 Mei kemarin, Co-Housing 6 officially punya logo cakep dan nama CH yang unik dengan filosofinya yang keren juga. *ceilaaah 

Adaptasi sebagai Warga Baru Hexagonia


Sumber: Pexels/Cottonbro Studio


Minggu pertama berada di Hexagon City rasanya gedebag-gedebug banget. Berasa diajak lari maraton, terus berhenti sejenak dan baru aja tarik napas, lhoo..lhoo... kok udah diajak lari lagi sih?

Memasuki zona adaptasi ini ternyata harus kejar-kejaran dengan deretan diskusi tentang pemilihan CH Leader dan penentuan logo CH. Disusul dengan diskusi mengenai studi kasus dari materi CoC yang harus dilakukan dari pagi sampai siang padahal materi baru diberikan paginya. Di hari lain, diskusi tentang pengajuan Cluster Leader yang harus diajukan sebelum jam 2 siang.

Gimana gak bikin ngos-ngosan kan, ya? Wkwkwk. Rasanya masih belum dapet momen menyenangkan sebagai warga baru Hexagonia ini. Tapi kalau mengeluh aja bukan solusi dong, ya? Makanya, saya masih belajar beradaptasi untuk bisa mengikuti ritme perkuliahan di Kelas Bunda Produktif.

Adaptasi dengan ritme perkuliahan yang cukup berbeda ini membuat saya harus menanamkan pemahaman bahwa Kelas Bunda Produktif adalah the next level dari kelas-kelas sebelumnya. Warga baru Hexagonia dituntut untuk bergerak cepat, memahami materi-materi dengan cepat, dan terlibat aktif dalam berbagai diskusi di Co-Housing.

Meskipun, belum ketemu sama momen 'fun' yang ada di Hexagon City, saya masih berkomitmen untuk menyelesaikan perkuliahan ini sampai akhir dan gak mau menyerah begitu saja. Mari menjalankan dan menikmati proses bertumbuh ini dengan sabar dan semangat terus.

Harapan untuk Hexagon City 


Sumber: Pexels/Isaiah R


Sebagai Hexagonia baru, tentu rasanya cukup excited untuk menantikan hal-hal menyenangkan yang akan terjadi di kota virtual ini. Meskipun sekarang ini masih pada posisi sedang berusaha beradaptasi dan menikmati ritmenya.

Namun di sisi lain, membayangkan akan membuat berbagai macam team project, kok ya, sepertinya tidak akan mudah. Hahaha. Selalu berharap, kami akan dimudahkan dalam menjalani proses ini.

Semoga Hexagon City yang kami bangun bisa menebar banyak manfaat, baik untuk diri pribadi, sesama Hexagonia, atau lebih luasnya kepada perempuan lain di luar sana. Harapannya, semoga sesama Hexagonia bisa saling memahami dan bergoyong-royong untuk membangun kota virtual ini menjadi lebih bermakna.

Rasanya akan menyenangkan jika semua Hexagonia bisa terlibat dan ikut ambil peran dalam berbagai project yang nantinya akan berlangsung di Co-Housing, Cluster, ataupun City.

Hexagon City, sebagai kota virtual tempat para perempuan belajar, bertumbuh, dan berkembang ini akan semakin berdaya saat para penghuninya mempunyai semangat yang sama.

Doakan, ya, semoga kami semua bisa sampai garis finish bersama-sama dan lulus dari Kelas Bunda Produktif Batch #4 ini dengan bahagia. Aamiin.

0 comments:

Posting Komentar